21 Oktober 2009

Unej Kukuhkan Tiga Guru Besar

Rabu (14/10) lalu merupakan hari yang bersejarah bagi tiga dosen Universitas Jember. Bagaimana tidak, pada hari itu, Prof Dr H Mohammad Saleh, SE, M.Sc, Bustami Rahman, Prof Dr Ir Sri Hartatik, MS dinobatkan sebagai guru besar. Bertempat di gedung Soetardjo, dimulai pukul 09.00 pagi, prosesi pengukuhan tiga guru besar dalam agenda besar rapat senat universitas dihelat.
Salah seorang yang dilantik ialah dekan fakultas ekonomi Prof Dr H Mohammad Saleh, SE, M.Sc dengan judul pidato ilmiah Kualitas Sumber Daya Manusia. Dua guru besar lain Bustami Rahman dari fakultas ilmu sosial dan politik, yang sekaligus merangkap jabatan sebagai Rektor Universitas Bangka Belitung dengan judul pidato ilmiah Menegakkan Peradaban Bangsa dan Prof Dr Ir Sri Hartatik, MS dari fakultas pertanian dengan judul pidato ilmiah Peranan Pemuliaan Tanaman Dalam Mendukung Kedaulatan Pangan Dan Ketahanan Pangan Masa Depan.

Jika merunut SK Mendiknas Bambang Soedibyo, ketiga guru besar tersebut diangkat pada tanggal yang berbeda. M Saleh diangkat sejak 1 april 2008 lalu. Sedang Sri Hartatik 1 Mei 2009. Harapan M Saleh sebagai guru besar juga dekan fakultas ekonomi ke depannya ialah supaya mahasiswa fakultas ekonomi menjadi anak bangsa yang handal yang siap bersaing di tingkat internasional. ”Di ekonomi nanti harus ada kelas internasional semester depan,” ujarnya di sela-sela penghujung acara.
Prosesi pengukuhan ketiga guru besar ini berjalan tanpa kendala yang berarti. Dengan dimulai pembacaan susunan acara, iringan rektor dan jajarannya beserta senat universitas memasuki ruangan, lalu dilanjut pembacaan SK mentri pendidikan. Yang terlebih dahulu rektor Tarticius Sutikto memberikan sambutan dan membuka acara. Selanjutnya, masing-masing guru besar memaparkan pidato ilmiahnya. Dan sebelum penutupan ritual penyematan simbolik dilakukan oleh rektor Unej kepada ketiga guru besar baru. Setelah rapat senat dalam rangka pengukuhan guru besar ditutup, semua peserta memberikan ucapan selamat kepada guru besar yang baru. Sedikit yang menjadi kekurangan dalam acara ini ialah ada beberapa kursi yang disiapkan untuk undangan masih belum terisi hingga acara ditutup. (Totok Handoko)

baca lanjutan..

20 Oktober 2009

Koordinasi Dekanat dengan UKM dan Ormawa

Jumat (16/10) lalu, dekan FE M. Saleh, Ririn Irmadariyani pembantu dekan II dan M. Fathorrozi pembantu dekan III mengadakan koordinasi dengan ormawa dan unit kegiatan mahasiswa (UKM) Fakultas Ekonomi. Dalam acara tersebut, pihak dekanat menyosialisasikan dan mendiskusikan beberapa beberapa hal dengan beberapa perwakilan dari ormawa dan UKM tersebut. Beberapa hal yang dibahas antara lain, masalah keamanan ruang sekretariat masing-masing ormawa dan UKM, behavior atau perilaku mahasiswa, masalah pendanaan di FE dan rencana pembangunan fisik yang tengah diselesaikan dan yang akan dibangun di FE.
Pertemuan yang berlangsung di ruang rapat dekanat FE berlangsung lancar dengan dihadiri sekitar 22 orang perwakilan dari UKM.Pembahasan pertama disampaikan oleh M. Saleh mengenai keamanan di FE yang sangat rawan dan beberapa laporan kehilangan di beberapa sekretariat. Beberapa perwakilan UKM pun ada yang mengeluhkan bahwa tenaga keamanan FE yang tidak berpatroli saat malam sehingga tidak meminimalisasi tindakan pencurian pada malam hari. Menanggapi hal itu, pihak dekanat menawarkan beberapa opsi, pertama, sesuai dengan kebijakan universitas, keamanan menjadi tanggung jawab universitas dan semua kegiatan di kampus berhenti pada jam 22.00 wib. Kedua, keamanan menjadi tanggung jawab fakultas dan kegiatan kampus bisa hingga 24 jam. Setelah dimusyawarahkan dengan perwakilan mahasiswa tersebut, ahkirnya disepakati bahwa keamanan akan diserahkan pada fakultas mengingat kegiatan UKM dan ormawa bisa sampai dini hari. Selain itu, setiap terjadi pencurian akan dilaporkan pada pihak berwajib.

Selain keamanan, M. saleh dan Fathorrozi juga menekankan perlunya perilaku mahasiswa yang didasari moral dan sopan santun. Pada saat itu, M. Saleh menunjukkan botol miras yang ditemukan di sekitar kampus FE. Diyakini bahwa botol itu milik salah satu mahasiswa FE. Selain M. Saleh, M. Fathorrozi juga mengatakan bahwa pergaulan mahasiswa diluar norma-norma yang berlaku tidak pantas dilakukan. Dalam kesempatan itu pula, M. Fathorrozi berpesan, “sebagai pengurus UKM dan ormawa, jangan lebih berani untuk tidak disiplin daripada mahasiswa lain. Karena, terus terang, kalian adalah panutan bagi mahasiswa lain”.
Kemudian mengenai rencana pembangunan fisik di FE, M. saleh mengatakan bahwa selain lapangan badminton, akan dibangun gazebo dan hotspot area. “Agar kalian (UKM) dapat memanfaatkan gazebo tersebut untuk rapat selain ruang kelas” tambah M. Saleh. Sedangkan mengenai rencana pembangunan hotspot area, Fathorrozi menambahkan agar mahasiswa bisa lebih mudah mengakses internet yang bermanfaat.
Selanjutnya, Ririn Irmadariyani pembantu dekan II membahas mengenai pendanaan untuk UKM dan ormawa di FE. Dalam kesempatan itu, Ririn meminta agar UKM mengajukan dana dengan jumlah yang realistis (tak ada mark up.red) dan saat mengajukan dana atau peminjaman peralatan dan ruang tidak secara mendadak. Ririn juga meminta agar mahasiswa memberi rencana pengeluaran tiap periode agar fakultas dapat menyesuaikan anggaran untuk mahasiswa. (Retty F Frita K Z)

baca lanjutan..

46 mahasiswa non-aktif, Unej tak berikan keringanan untuk mahasiswa berprestasi

Universitas jember (Unej) kembali menonaktifkan beberapa mahasiswanya terkait masalah SPP yang terlambat dibayar. Berdasarkan data yang diperoleh dari Bambang Winarno selaku Biro I unej, tertanggal 16 Oktober 2009, total mahasiswa yang statusnya non aktif semester ini sebanyak 46 mahasiswa dari 171 mahasiswa yang mengajukan penundaan pembayaran SPP.
Mahasiswa Fakultas Ekonomi (FE) pun tak luput dari “korban” penonaktifan tersebut. Sebanyak 12 mahasiswa dinonaktikan kegiatan akademisnya sejak Rabu (13/10) lalu. Pembayaran penundaan SPP yang jatuh tempo sehari sebelumnya (12/10) tak mampu mereka lunasi. Pemberitahuan mengenai batas akhir pembayaran bagi mahasiswa yang mengajukan penundaan SPP telah dilakukan oleh pihak fakultas melalui pengumuman yang disebar di papan informasi. Sebelumnya, sejumlah 35 mahasiswa FE yang terdiri dari 27 mahasiswa S1 dan 8 mahasiswa D3 mendapat peringatan melalui surat pemberitahuan sejak dua minggu (28/9) sebelum jatuh tempo pembayaran.

Ketika dikonfirmasi tentang status non–aktif mahasiswa, yang dalam hal ini melakukan penundaan SPP, Bambang Winarno menegaskan bahwa penonaktifan ini adalah masalah administratif. Sejauh ini masih belum ada mekanisme yang mengatur tentang keringanan bagi mahasiswa yang kurang mampu ekonomi maupun yang berprestasi secara akademik maupun non-akademik yang terlambat melunasi pembayaran penundaan SPP. ”Pembayaran ini sudah menjadi kewajiban bagi mahasiswa, dan telah diberi batas waktu sebelumnya, tanpa terkecuali” ujar Bambang ketika ditemui di ruang kerjanya. Namun, bagi mahasiswa asal Sumatra Barat, khususnya yang mengalami musibah gempa akan mendapat keringanan. Bentuk keringan ini berupa perpanjangan waktu pembayaran. Namun, pihak Biro I sendiri masih belum menerima laporan dari masing – masing fakultas tentang jumlah mahasiswa yang menjadi korban Sumatra Barat yang juga melakukan keterlambatan dalam pembayaran penundaan SPP. (Edho Cahya K)

baca lanjutan..

15 Oktober 2009

Pelatihan PKM tingkatkan partisipasi mahasiswa dalam ajang kreativitas


FAKULTAS EKONOMI (FE) bersama Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) menggelar Pelatihan Program Kreatifitas Mahasiswa (PPKM) pada 14/09/09. Menurut ketua panitia pelatihan PKM, R. Ita Prabandari mahasiswi IESP ’07, PPKM bertujuan agar mahasiswa lebih aktif dalam kegiatan PKM. Selain itu, alasan diselenggarakannya PPKM mengingat pada tahun 2008 proposal PKM yang diajukan FE hanya 12 proposal. “Tahun kemarin (2008, Red) hanya ada 12 proposal PKM yang diajukan, ” jelas pembantu dekan III M. Fathorrozi

Konsep acara PPKM serupa dengan seminar. Setiap materi disampaikan oleh pemateri masing-masing dengan alokasi waktu yang ditentukan. Setelah selesai penyampaian materi, para peserta pelatihan diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan. Konsep ini merupakan inisiatif FE. Menurut M. Fathorrozi, konsep acara ini sudah didesain sedemikian rupa. “Dengan menunjuk dosen-dosen FE yang berkompeten di materi-materi yang akan disuguhkan kepada peserta PPKM,” imbuhnya. Dalam pelatihan ini, pemateri pertama yaitu, Dr M Fathorrozi, M.Si menyampaikan materi mengenai motivasi agar mahasiswa lebih termotivasi untuk mengajukan proposal PKM. Selanjutnya, Dr Imam Suroso, M.Si menyampaikan materi mengenai penulisan ilmiah, Hadi Paramu, SE, MBA, Ph.D menyampaikan materi mengenai Kewirausahaan, Taufik Kurrohman, SE menyampaikan materi mengenai pengabdian masyarakat. Drs H Sonny Sumarsono, MM menyampaikan materi teknologi terapan, Lilis Yuliati, SE, M.Si menyampaikan materi cara menyusun karya ilmiah.

Pelatihan di Gedung Multimedia yang memiliki kapasitas maksimal 250 mahasiswa ini, mengundang antusias mahasiswa. Sejumlah 189 mahasiswa menghadiri pelatihan yang baru pertama kali digelar di FE untuk menambah pengetahuan. Salah satu peserta PPKM, Devita Indah mahasiswi S1 akuntansi 2008 mengatakan, ”Saya mengikuti PPKM untuk menambah pengetahuan dan keterampilan.”

Selain itu, pelaksanaan PPKM memliki dampak positif terhadap jumlah mahasiswa yang mengajukan proposal. jumlah mahasiswa yang mengajukan proposal meningkat dari tahun 2008. ”Hingga 2/10/09 jumlah proposal yang diajukan ke FE sudah mencapai 13 proposal,” tutur M.Fathorrozi. Padahal, tambahnya, batas terakhir pengajuan proposal PKM ke FE tanggal 23/10/09 sedangkan waktu pengajuan proposal ke rektorat berakhir tanggal 24/10/09. [Firdaus Yasin]

baca lanjutan..

09 Oktober 2009

Hemat Listrik Bantu Hemat Uang Negara

Gunakan seperlunya dan matikan yang tidak penting. Himbuan tersebut disampaikan oleh Ir Moch Sulistyo General Manajer PT PLN (Perseso) distribusi Jawa Timur dalam kuliah umum dengan tema Manajemen Kelistrikan di Jawa Timur yang dilaksanakan di lantai III, gedung rektorat Universitas Jember (6/10).

Himbuan disampaikan guna menanggapi persoalan yang selama ini dihimpit PLN. Hal ini terkait kerugaian yang dianggung PLN. Kenapa PLN yang menajadi kebutuhan masyarakat, bisa merugi? Pada dasarnya tarif listrik di tentukan oleh pemerintah melalui TDL (tarif dasar listrik) untuk masyarakat. Namun kenyataanya biaya produksi PLN lebih tinggi dari pada TDL yang ditentukan pemerintah. ”Dalam perspektif ekonomi, jika income lebih rendah daripada biaya produksi, hal ini akan menyebabkan kerugian,” terang Sulistyo.

Selama ini yang biaya yang digunakan untuk menutup kerugian didapat PLN dari subsidi pemerintah, angka subsidi ini tergolong tinggi. Tujuan pemberian subsidi ialah untuk menjaga ketersediaan listrik bagi industri komersial dan publik, menjamin terlaksananya investasi dan rehabilitasi pembangkit non BBM. Selain itu, untuk menghindari kenaikan TDL yang tinggi akibat melonjaknya harga BBM.

Menurut grafik yang dipaparkan Sulistyo, pemakaian listrik cenderung meningkat diatas pukul 18.00 WIB dan mulai menurun pada jam produktif. Hal ini disebabkan karena pemakaian listrik di Indonesia lebih banyak dialokasikan untuk kebutuhan konsumtif. Oleh sebab itu, PLN menghimbau untuk menggunakan listrik seperlunya pada jam tertentu.
”Gunakan seperlunya dan matikan yang tidak penting,” kata Sulistyo. Dengan itu masyarakat turut membantu penghematan pengeluaran negara untuk subsidi PLN.

Disamping itu PLN terus mencari bahan baku pengganti lain, misalnya tenaga air, gas, diesel, uap, panas bumi dan geotermal. Serta menciptakan beberapa penemuan baru yang mendukung aktivitas PLN. Berbagai upaya itu dilakukan agar PLN bisa melakukan efisiansi harga, agar negara bisa mengurangi alokasi anggaran untuk subsidi.

Kegiatan di Unej ini adalah salah satu dari serangkaian tour kegiatan serupa dibeberapa universitas yang dilakukan PLN. Tujuannya untuk sharing kepuasan pelanggan dan mencari masukan-masukan agar kerja PLN lebih efisien dan efektif. [Lila Larasati]

baca lanjutan..

04 Oktober 2009

Gerbang Ditutup, Mahasiswa Jalan Lebih Jauh


Lima hari jam kerja yang diterapkan Unej, secara ideal, mengharuskan seluruh sivitas akademik untuk menyelenggarakan kegiatan akademis selama waktu yang ditetapkan. Dengan kata lain, segala aktivitas harus sudah berakhir di hari kelima, Jumat.

Namun, tidak demikian dengan yang terjadi di Fakultas Ekonomi. Meski lima hari jam kerja tetap diberlakukan, tapi hanya pada pelayanan akademis. Aktivitas dekanat dan pelayanan tiap-tiap jurusan hanya sampai pada hari jumat. Hal ini tidak seiring dengan jadwal perkuliahan mahasiswa Fakultas Ekonomi yang tertera, yakni perkuliahan berlangsung hingga Sabtu.

Hal inilah yang kemudian menjadi permasalahan. Salah satunya dengan ditutupnya pintu gerbang di dekat Fakultas Ekonomi pada hari Sabtu yang notabene masih menjadi hari kuliah. Pasalnya, pintu gerbang itu memudahkan dan selalu digunakan mahasiswa ketika hendak memasuki kampus, khususnya untuk mahasiswa yang beralamat di sekitar jalan Jawa.

Dengan ditutupnya gerbang ini, mahasiswa harus sedikit berlelah-lelah berjalan memutar lebih jauh, yakni lewat gerbang utama di jalan Kalimantan. Hal ini sempat dikeluhkan beberapa mahasiswa. Diantaranya Nita Ambarukmana mahasiswi jurusan manajemen reguler ’07. ”Nyusahin banget, apa pihak fakultas gak mikirin nasib mahasiswa-mahasiswa yang jalan kaki, mesti muter-muter dulu lumayan jauh,”ujar dia.

Hal senada juga diungkapkan oleh Dian Febriana, ia juga menambahkan, ”Daripada ditutup mending gak diadain kuliah aja pada hari sabtu, soale gak semua mahasiswa bawa motor,” kata mahasiswi jurusan manajemen ini.

Permasalahan ini tidak semata-mata muncul. Dulu sempat ada semacam pintu kecil—lebih tepatnya lubang—di dekat Fakultas Sastra, yang sering dilalui mahasiswa yang hendak ke kampus ketika gerbang ditutup. Tapi seiring pembangunan yang dilakukan pihak universitas, peninggian pagar tembok, maka lubang tempat lalulalang mahasiswa pejalan kaki turut dimampatkan.[] Totok Handoko

baca lanjutan..

Membaca Peluang Pajak Indonesia

Pelaksanaan pelatihan pajak oleh Target Consulting Group di Fakultas Ekonomi (FE) UNEJ (11/09), tidak hanya disuguhi materi perpajakan saja, kegiatan ini juga diikuti praktik langsung penyampaian E-SPT (Elektronik-Surat Pemberitahuan) yang dilaksanakan di laboratorium komputer FE UNEJ.

Kegiatan yang dibuka oleh Dr Alwan S K, SE, M.Si, Ak selaku Kajur Akuntansi FE ini memberikan banyak pengetahuan tentang perpajakan, orientasi karir dibidang perpajakan, tax planing dan creative accounting. Kegiatan yang diikuti oleh mahasiswa lintas fakultas ini merupakan program ”sahabat kampus” dari Target Consulting Group. “Even ini merupakan bentuk tanggung jawab bersama untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan tentang perpajakan,” ujar Tugiman dari Target Consulting Group.

Reformasi Pajak
Pajak tak bisa lepas dengan kehidupan. Mulai dari pajak penghasilan, pertambahan nilai, pajak penjualan barang mewah, pajak bumi bangunan dan lain sebagainya. Bahkan, beberapa aktivitas di negara bebas pajak pun masih dikenakan pajak yang menjelma dalam bentuk lain. Menurut Tugiman mengutip Prof Dr Rochmat Soemitro, SH, “Pajak ialah sebuah iuran rakyat kepada kas negara berdasar undang undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal langsung dapat ditunjukan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.”

Pada 2010, rencana pendapatan negara dan hibah yang ditargetkan pemerintah mencapai Rp 911,5 triliun akan lebih mengupayakan sumber dalam negeri, hal ini bisa dipastikan sumber terbesarnya berasal dari pajak. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun ini, pendapatan yang bersumber dari pajak sebesar 77,99% dari total pendapatan negara dan hibah. Dalam waktu 5 tahun ini, sistem perpajakan di Indonesia kembali mengalami reformasi untuk memaksimalkan pendapatan pajak. Perubahan yang siginifikan itu terbagi menjadi 3 bagian, yaitu pembaharuan sistem administrasi, kebijakan dan sumber daya manusia.

Salah satu contoh bentuk pembaharuan sistem administrasi dan mempermudah masyarakat dalam menyampaikan SPT, yaitu melalui software E-SPT yang efektif dan juga efisien. Kebijakan perpajakan pun mulai dirombak, mengevaluasi peraturan yang telah ada, begitu juga mengenai sanksi. Pegawai yang melayani masyarakat turut direformasi, dengan adanya sumber daya pajak yang berkualitas, maka masyarakat akan percaya untuk menyetorkan sebagian uangnya demi keperluan publik, karena pajak tidak memberikan kontraprestasi secara langsung. Oleh sebab itu, saat wajib pajak menyetorkan pajak, maka ia pun wajib mengawasi output dari pajak.

Peluang Pajak
Dengan adanya renovasi sistem perpajakan, kita bisa menelaah kedepan, perpajakan akan menghasilkan begitu banyak peluang. Informasi mengenai kebijakan pajak akan sangat dibutuhkan, sama pentingnya dengan keberadaan konsultan pajak. Begitu juga dengan pegawai yang memahami sistem perpajakan akan sangat diprioritaskan. Inilah salah satu peluang pekerjaan yang bisa dilirik untuk masa depan. Kini, kita telah dilatih untuk “melihat” peluang, selanjutnya kita harus mengelolah knowledge, skill dan attitude untuk menghadapi peluang tersebut.[Lila Larasati]

baca lanjutan..